A. Sejarah Pendirian Dayah
Saat mondok di Dayah Induk yaitu Dayah Darul Munawwarah, Tgk. Zulkifli Harun (Pimpinan Dayah Bustanul Muallimin Al-Munawwarah/Dayah BMA Pohroh), merupakan salah satu santri yang terbilang termasuk generasi awal-awal yang mendapatkan kesempatan mengaji langsung kepada Al-Mukarram Abu Kuta Krueng. Pada saat itu usia Al-Mukarram Abu Kuta Krueng masih sangat muda. Tentunya ini merupakan suatu kenikmatan dan keberkahan tersendiri bagi penuntut ilmu agama karena suatu hal yang banyak diharapkan penuntut ilmu ialah dapat belajar langsung dari Gurunya yang A’lim, Faqih, Shalih dan Kharismatik.
Setelah menamatkan pendidikannya di Dayah Darul Munawwarah Kuta Krueng, Tgk. Zulkifli Harun, yang selama ini sering disapa Abati Pohroh, beliau mengabdi selama beberapa tahun lamanya di Dayah Induk, Dayah Darul Munawwarah Kuta Krueng untuk mengajar santri-santri kelas menengah dan atas di Dayah tersebut.
Singkat kisah, setelah masa pengabdiannya di Dayah Asal, pada tahun 2004, atas restu dan izin dari Al-Mukarram Abu Kuta Krueng Abati Pohroh menikah. Setelah berkeluarga, Tgk. Zulkifli Harun menjalakan aktifitas sehari-hari sebagai pedagang pada sebuah Toko Buku dan Kitab lalu malamnya kembali ke dayah dan ke rumah yang ditinggali pada saat itu setelah berkeluarga. Selang beberapa tahun, kemudian beliau tinggal di sebuah rumah dewan guru di Dayah Waled Dayah Keude Gampong Ulee Gle, beliau mengajar dan menjadi salah satu pengurus harian di Dayah tersebut.
Pada tahun 2010, berawal dari sepetak tanah kebun coklat yang dibeli oleh Tgk. Zulkifli Harun di Dusun Jabal Rahmah Gampong Pohroh, Tgk. Zulkifli Harun pindah dan berdomisili di Gampong Pohroh. Di Gampong Pohroh beliau berniat mendirikan rumah kecil untuk anak istrinya sekaligus merealisasikan niatnya yang sangat kuat untuk bisa mengajar ilmu agama sepanjang hayatnya pun semakin mendorong inisiatif beliau untuk mendirikan balai pengajian di atas tanah kebun coklat tersebut. Setelah berdiskusi, berkomunikasi dan saran-pendapat dengan Gurunya serta Tokoh Masyarakat Gampong setempat, beliau memutuskan untuk mendirikan balai pengajian di hadapan rumahnya yaitu di atas tanah kebun coklat tersebut. Tentunya atas dukungan bahkan atas dorongan dan masukan dari Tokoh dan Masyarakat Gampong Pohroh.
Pada periode awal-awal berdirinya tempat pengajian Abati Pohroh, anak-anak Gampong Pohroh dan sekitar seperti Gampong Seunong dan Babah Krueng sangat antusias dan berbondong-bondong datang ke tempat pengajian Abati Pohroh. Hingga pada akhirnya abati berusaha untuk dapat menyediakan tempat penginapan santri (bilek santri). Sedikit demi sedikit berkat pertolongan Allah SWT, hasil kerja, usaha dan upaya Abati Pohroh dapat membangunkan beberapa bilek santri dalam 2 Komplek Asrama Dayah, yaitu Komplek Dayah Asrama Putra dan Komplek Dayah Asrama Putri.
Lalu kemudian, Tgk. Zulkifli Harun atau Abati Pohroh datang menemui Gurunya yaitu Al-Mukarram Abu Kuta Krueng. Tgk. Zulkifli Harun meminta ‘sebuah nama majelis ilmu’ untuk balai pengajiannya kepada guru abati, yaitu Al-Mukarram Abu Kuta Krueng. Lalu, Abu Kuta Krueng memberikan jawaban kepada muridnya itu. Abu Kuta Krueng menyebutkan sebuah nama dayah, yaitu Dayah Bustanul Muallimin. Sehingga kemudian, Tgk. Zulkifli Harun menamai dayah Pohroh dengan nama Dayah Bustanul Muallimin Al-Munawwarah. Itu merupakan nama yang diberikan oleh Guru Abati Pohroh yaitu Al-Mukarram Abu Kuta Krueng, pendiri Dayah Darul Munawwarah Kuta Krueng. Kemudian Abati Pohroh melengkapi semua kelengkapan administrasi sebuah lembaga pendidikan Dayah seperti Izin Operasional dari Badan Dayah.
Selang beberapa tahun berlalu, Abati Pohroh memutuskan untuk mendirikan sekolah/madrasah di dayah yang dipimpinnya setelah meminta pendapat dan bermusyawarah dengan beberapa guru beliau dari kalangan alumni Dayah Darul Munawwarah Kuta Krueng, rekan-sahabat, dan pejabat terkait. Sehingga saat ini, di Dayah Bustanul Muallimin Al-Munawwarah yang tata keadministrasiannya di bawah payung Badan Dayah Provinsi Aceh, dapat tersedia juga pendidikan formal sekolah/madrasah. Walillahihhamd’, sekarang di Dayah Bustanul Muallimin Al-Munawwarah Pohroh sudah terdapat fasilitas pendidikan formal tingkat SLTP/SMP yaitu MTs Bustanul Muallimin dan tingkat SLTA/SMA yaitu Madrasah Aliyah Bustanul Muallimin. Keduanya merupakan sekolah swasta di bawah bimbingan, naungan dan izin operasional dari Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Kantor Kemenag Kabupaten Pidie Jaya. Abati mengatakan tujuannya bahwa pendirian Sekolah/Madrasah di Dayah diharapkan dapat menjaga kestabilan, keberlangsungan dan perkembangan penduduk dayah di era modern, sehingga santri dayah yang butuh pendidikan formal setingkat SMP/SMA dapat melanjutkannya di Dayah BMA Pohroh.
Adapun maksud dan tujuan didirikannya pondok pesantren atau Dayah Bustanul Muallimin Al-Munawwarah adalah sebagai berikut :
- Turut serta membantu mencerdaskan anak bangsa dalam bidang pendidikan terutama pendidikan agama
- Menciptakan suasana islami yang sejuk di lingkungan masyarakat
- Membentuk generasi yang terampil dan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan agama serta keterampilannya di dalam kehidupan bermasyarakat
- Membina masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan taat kepada perintah Rasulullah SAW.
Thanks for all your efforts that you have put in this. very interesting information.